Minggu, 06 Juli 2014

Kiat Menyampaikan Bahaya Narkoba kepada Anak Sesuai Tahapan Usia

0 komentar
Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya, antara lain :

1. Dapatkan informasi mengenai bahaya Narkoba dari koran, majalah, seminar, 
dll.

2. Persiapkan mental untuk menolak jika ditawarkan. Kuatkanlah tekadmu untuk 
menolaknya.

3. Belajar berkata "TIDAK" , kalau mendapat tawaran Narkoba. Siapkan alasan 
yang dapat dipakai, dan alihkan pembicaraan jika kamu mulai disudutkan.
Namun, bila teman terus memaksa, segera tinggalkanlah tempat itu. Carilah 
teman baru yang ''''bersih'''' dari Narkoba.

4. Milikilah cita-cita dalam hidup,sehingga hidupmu akan memiliki arah.

5. Lakukanlah kegiatan positif yang dapat menolong kamu untuk menjadi lebih 
mandiri, percaya diri, serta menyalurkan hobi serta berprestasi.

Selain itu, agar tidak terjerumus Narkoba, diperlukan pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.

Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat Narkoba, maka sebaiknya orang tua tidak "meninggalkan" mereka dalam upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.

Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi sangat dianjurkan untuk mengikuti program lanjutan agar dampak ingatan dari Narkoba tidak menimbulkan masalah lanjutan.

Kiat Menyampaikan Bahaya Narkoba kepada Anak Sesuai Tahapan Usia

0 komentar
KIAT MENYAMPAIKAN BAHAYA NARKOBA KEPADA ANAK SESUAI TAHAPAN USIA

Oleh:LSM Masyarakat Anti Narkoba (MAN)

1. Peran Orangtua Sebagai Model
Orangtua merupakan panutan dalam kehidupan anak. Segala hal yang 
dikatakan dan dilakukan orangtua sehubungan dengan Narkoba akan 
mempengaruhi sikap dan keputusan yang akan mereka ambil mengenai 
Narkoba.

Sebagai panutan atau model bagi anak, sebaiknya orangtua :

a. Memberikan contoh perilaku dan sikap yang positif.

b. Melibatkan diri dalam kehidupan sosial anak-anak.

c. Menjelaskan kepada anak mengenai harapan-harapan orangtua dan
memberi dukungan untuk mencapainya.

d. Mendiskusikan masalah Narkoba sejak usia dini dengan cara-cara yang 
sesuai dengan tahapan usianya.

e. Mendiskusikan konsekuensi negatif dari penyalahgunaan Narkoba.

f. Memberikan perhatian yang besar terhadap siap dan keputusan yang 
diambil anak mengenai penyalahgunaan Narkoba.


2. Menetapkan Pendirian Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

a. Anak-anak menginginkan orangtua untuk berbicara kepada mereka 
mengenai Narkoba. Kalau orangtua terlihar ragu-ragu atau tidak yakin 
akan pendiriannya sendiri, maka anak justru akan tergoda untuk 
mencobanya. Orangtua perlu memperkaya diri dengan pengetahuan 
mengenai Narkoba dan sampaikan pengetahuan tersebut kepada anak 
dengan sikap yakin dan percaya diri.

b. Konsekuensi jika anak mencoba menggunakan Narkoba juga perlu 
didiskusikan. Jelaskan hukuman apa yang akan diterima dan bagaimana 
pelaksanaannya. Konsekuensi yang dipilih sebaiknya beralasan dan 
berkaitan dengan kesalahan yang dibuat.

c. Berlawanan dengan yang selama ini dikhawatirkan orangtua, peraturan 
yang ketat di rumah ternyata tidak akan membuat anak merasa terasing. 
Bila peraturan yang ketat disertai dengan penjelasan bahwa tujuannya 
adalah untuk melindungi anak dari bahaya, mereka justru merasa bahwa 
orangtua memberikan cukup perhatian dan kasih sayang.


3. Kiat Mengajarkan Anak Mengenai Bahaya Narkoba

Tingkat pemahaman berbeda, maka strategi penyampaian perlu disesuaikan 
dengan usia/tahapan perkembangan anak.

TIPS TIDAK TERJERUMUS NARKOBA

0 komentar
Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya, antara lain :

1. Dapatkan informasi mengenai bahaya Narkoba dari koran, majalah, seminar, 
dll.

2. Persiapkan mental untuk menolak jika ditawarkan. Kuatkanlah tekadmu untuk 
menolaknya.

3. Belajar berkata "TIDAK" , kalau mendapat tawaran Narkoba. Siapkan alasan 
yang dapat dipakai, dan alihkan pembicaraan jika kamu mulai disudutkan.
Namun, bila teman terus memaksa, segera tinggalkanlah tempat itu. Carilah 
teman baru yang ''''bersih'''' dari Narkoba.

4. Milikilah cita-cita dalam hidup,sehingga hidupmu akan memiliki arah.

5. Lakukanlah kegiatan positif yang dapat menolong kamu untuk menjadi lebih 
mandiri, percaya diri, serta menyalurkan hobi serta berprestasi.

Selain itu, agar tidak terjerumus Narkoba, diperlukan pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.

Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat Narkoba, maka sebaiknya orang tua tidak "meninggalkan" mereka dalam upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.

Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi sangat dianjurkan untuk mengikuti program lanjutan agar dampak ingatan dari Narkoba tidak menimbulkan masalah lanjutan.

Mengenali Ciri-Ciri Pecandu Narkoba

0 komentar
Pakar pengobatan narkoba yang menggunakan metode melalui pembenahan syaraf-syaraf otak, Mardan Sadzali mengaku, setiap hari didatangi para pecandu narkoba mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan juga orang dewasa.

?Para pengguna narkoba, sangat rawan mengalami kerusakan syaraf otaknya. Bahkan bukan cuma itu. Jantung, paru-paru sampai lambung pun, lambat laun bisa bekerja tidak normal. Nah, jika sudah mengalami hal itu, niscaya akan cepat menghadapi kematian,? terang dia.

Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat terlarang itu? Mardan Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba.

? Pecandu daun ganja : Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.

? Pecandu putauw : Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.

? Pecandu inex atau ekstasi : Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang.

? Pecandu sabu-sabu : gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive.

Dari pengalamannya sejak tahun 1995 banyak menolong korban narkoba, Mardan Sadzali, mengaku hanya butuh waktu seminggu agar mereka lepas dari jeratan obat terlarang itu. Metode yang dilakukan pun, tambah dia, tanpa obat dan ramuan. Semuanya dilakukan lewat proses detoksisasi, pembenahan syaraf otak dan mengembalikan fungsi jantung, paru-paru serta hati.

?Sebaiknya, korban diobati sedini mungkin, jangan menunggu sampai parah,? ucap pemilik klinik pengobatan narkoba di Jalan Bintara Jalan Raya, Gang Masjid No. 51, Terminal Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi. 

Sumber : Agung BNN

Cara Pencegahan Narkoba Sejak Dini

0 komentar
 Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan bahkan sebaiknya harus dicegah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, atau melakukan tindakan represif. Justru disinilah peran orang tua atau keluarga yang sangat penting dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba pada anak. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi resiko penyalahgunaan narkoba.

Peran Orang tua dalam Mencegah Narkoba Sejak Dini

1.    Mempelajari masalah Narkoba
     Tidak mungkin anda mencegah, jika Anda tidak tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya. Ambillah kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah, berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba.
2.    Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba
     Umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah. Saya katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau enaknya saja tidak mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu mengajarkan tentang narkoba secara detal kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar.
3.    Melarang Pemakaian Narkoba
     Melarang anak melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol, dan ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa mencontohkan anak agar tidak mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus memahami hal-hal berikut ini dengan jelas.
·         Harus spesifik; jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas konsekuensinya jika melanggar aturan; apa hukumnya; bagaimana pelaksanaannya; dan tujuan hukuman tersebut.
·         Harus Konsisten; Jelaskan pada anak bahwa peraturan inti berlaku tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan ditempat lainnya.
·         Harus Masuk Akal; Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain jika peraturan dilanggar. Jika peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman sesuai dengan peraturan awal yang sudah ditetapkan.
4.    Cegah Pengaruh Negatif Berita Kriminal
     Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan tetapi anda perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita kriminal. Berita kriminal  yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal ini membuat anak penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa jumlah jam yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja. Siaran informasi di televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.
5.    Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri
     Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia remaja anak akan meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda. Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai narkoba? hmm…Sangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras, hentikanlah. Sayangilah anakmu, generasimu!
6.    Pola Hidup Sehat dalam Keluarga
     Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu bentuk kenakalan anakFaktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari ke narkoba.

Sebatang Rokok Bagi Pemula, Efektif Picu Ketergantungan

0 komentar
"Selama ini kita mengetahui bahwa perkembangan proses dari pengalaman menghisap satu batang rokok pertama, hingga menjadi seorang perokok dapat melalui waktu selama beberapa tahun," kata Jennifer Fidler dari University College London.

"Namun untuk pertama kalinya, kami menemukan bukti bahwa ada periode dimana terjadi "efek pencetus ketergantungan" atau "kerentanan terhadap ketergantungan nikotin," yang dapat memakan waktu beberapa tahun lamanya terhitung sejak seseorang menghisap rokok pertamanya, hingga pada akhirnya menjadikan dirinya sebagai perokok berat," ujarnya.

Fidler dan rekan-rekan penelitinya, menganalisa dampak dari menghisap rokok pertama terhadap lebih dari dua ribu anak dalam kisaran umur 11 hingga 16 tahun selama lima tahun berturut-turut. Dari 260 anak yag memiliki pengalaman menghisap rokok pertama mereka pada usia 11 tahun, 18% diantaranya telah menjadi perokok berat pada saat mereka mencapai usia 14. Tetapi hanya 7% dari anak usia kelompok 11 tahun yang tidak pernah mempunyai pengalaman merokok sama sekali, yang menjadi perokok berat selang tiga tahun kemudian.

"Hasil penelitian menunjukan bahaw pengalaman pertama menjadi faktor penentu utama, bahwa seseorang akan menjadi seorang perokok berat dikemudian hari," kata Fidler yang melaporkan penemuannya dalam jurnal Tobacco Control yang terbit akhir pekan ini.

Para ilmuwan masih belum mendapatkan kepastian atas pertanyaan mengapa satu batang rokok pertama memiliki dampak sedemikian rupa, namun mereka mengatakan unsur nikotin dapat mengubah situasi tatanan dalam otak, yang dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap kondisi stres atau depresi. Dan juga dapat membuat mereka memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengulangi pengalaman merokok.

Rokok pertama juga menghilangkan rasa takut atau cemas tertangkap basah, atau ketahuan melakukan merokok oleh orang tua atau guru mereka, yang sesungguhnya dapat mencegah mereka untuk memiliki kebiasaan buruk itu dikemudian hari.

Jean King dari lembaga peneliti kanker di Inggris mengatakan penemuan Fidler dan kawan-kawannya memiliki implikasi yang amat penting, dan tentunya amat berguna dalam upaya "kampanya anti rokok"

"Setiap penelitian yang membantu mengungkapkan proses yang terjadi di kalangan remaja, yang kemudian menjadi kelompok perokok, adalah kunci utama untuk mengambangkan dan membuat target efektif dalam upaya mencegah para remaja untuk mempunyai keinginan mulai mencoba-coba merokok untuk pertama kalinya."

7 Langkah Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

0 komentar
Lebih baik mencegah dari pada menyembuhkan. Mencegah para remaja maupun orang dewasa dari penyalahgunaan narkoba sebetulnya tidak rumit sama sekali, asal kita tahu benar apa yang harus kita lakukan dan apa yang kita hadapi. Berikut adalah 7 langkah pencegahan untuk menghindarkan seseorang dari pemakaian dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya tersebut.

1. Menanamkan pemahaman hidup sehat anak usia dini

Sebagai orang tua, kita harus dapat menerangkan dengan menarik untuk menanamkan perilaku hidup bagi anak-anak kita. Misalnya asupan makanan/minuman apa yang baik bagi tubuh mereka dan asupan makanan/minuman apa yang berbahaya bagi tubuh mereka. Ini akan mempertajam kesadarannya akan tubuhnya sendiri yang harus ia rawat dengan baik bagian luar dan dalamnya. Pengetahuan mengenal fungsi dan kekuatan/kelemahan tubuhnya sendiri, harus diberitahu.

Perilaku hidup sehat akan paling manjur hasilnya bila diajarkan sedari anak kita masih kecil, sedini mungkin. Karena apa saja yang ia pelajari sewaktu kecil akan melekat selamanya di memori otaknya. Menanamkan kesadaran hidup sehat dengan berolah raga secara rutin (yang tentunya harus juga diterapkan oleh kedua orang tua mereka), menjadi kelanjutan dari langkah sebelumnya tadi.

Orang tua seyogianya menjadi role-model bagi anak-anak mereka, harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik. Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak kita belajar dari tingkah laku dan perilaku kita yang mereka lihat dan perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja. Anak-anak kita belajar, meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol bila kita tidak mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan narkoba.

2. Pemahaman akan adanya racun di sekeliling kita

Memberikan pemahaman sedini mungkin akan adanya racun di alam sekeliling kita, akan sangat bermanfaat dan dapat menyelamatkan anak-anak kita dari penggunaan zat-zat berbahaya. Penerangan bahwa ada racun pada tumbuh-tumbuhan seperti jamur dan tumbuhan lainnya yang beracun, racun pada gigitan ular, sengatan ubur-ubur, dan binatang lainnya yang berbisa, juga racun yang secara sengaja maupun tak sengaja diproduksi oleh manusia, seperti polusi asap dari knalpot mobil, asap dan limbah beracun dari pabrik-pabrik, asap rokok, dlsb.

Mendidik meraka untuk sadar (aware) bahwa zat-zat yang sangat berbahaya bagi tubuh kita (bagi kelangsungan hidup kita) ada di sekitar kita dan setiap zat yang membahayakan kesehatan kita harus dijahui (avoid) atau terkadang dimusnahkan. Jadi bila suatu saat ia akan berhadapan dengan narkoba (biasanya ditawarkan oleh lingkungan teman-teman terdekatnya), maka kita harapkan ia akan menolak untuk mengkonsumsi narkoba, zat yang asing yang dapat membahayakan kesehatan dan hidupnya. Maka dari itu informasi mengenai racun di sekeliling kita, juga narkoba, harus diberikan kepada mereka sedetail dan sejelas mungkin.

3. Memberikan informasi yang akurat dan jelas

Memberikan informasi yang akurat dan jelas mengenai bahaya dari setiap jenis narkoba merupakan kewajiban bila kita ingin membentengi/menyelematkan anak-anak kita (atau pun orang lainnya) dari bahaya narkoba. Tanpa informasi yang akurat dan jelas, seorang anak belum tentu menyadari narkoba yang ditawari temannya itu berbahaya bagi kehidupannya. Tetapi bila ia mendapat informasi yang akurat dan jelas mengenai bahaya narkoba, pasti ia akan menolaknya. Seharusnya pemberian informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh sekolah-sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh setiap anak. Informasi mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ tubuh kita serta dampak dari segi hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau mengedarkan narkoba; Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba (infeksi klep kanan jantung, kerusakan hati atau cirrhosis, HIV/AIDS, dan lainnya)

Hampir dapat dipastikan bila seorang sudah mendapatkan informasi mengenai narkoba yang akurat dan jelas, daya tarik narkoba yang seindah apapun akan lansung amblas, sirna, dibandingkan dengan dashatnya dampak kerusakan yang akan diakibatkan oleh zat-zat narkoba itu kepada penggunannya.

4. Bekerjasama dengan tempat pendidikan (sekolah atau universitas)

Bekerjasama dengan sekolah ataupun universitas di mana anak-anak kita menuntut ilmu, untuk merancang program pemantauan, pencegahan, dan juga program penanggulangan narkoba secara holistic yang spesifik dengan pusat-pusat pendidikan tersebut (yang sebetulnya hanya berbeda sedikit saja dari satu sekolah ke sekolah yang lainnya)

Kerjasama yang terkoordinir dengan baik yang melibatkan setiap sendi dalam kehidupan di sekolah ataupun kampus seperti: Dosen, guru-guru, guru BK (bimbingan konseling), Osis, Satpam/security, penjaga kantin, dan karyawan lainnya di lingkungan sekolah/kampus (yang sering mendapatkan para siswa/mahasiswanya memakai narkoba di WC/toilet), dan yang lainnya.

5. Tanggap lingkungan

Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana anak-anak mereka tumbuh. Orang tua harus selalu sadar akan perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang anak. Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak menjadi remaja, remaja menjadi dewasa, tidak sama dengan perubahan perilaku seorang anak yang mulai ter ekspos pada narkoba, atau yang sudah kecanduan narkoba.

6. Bekerjasama dengan lingkungan rumah

Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan ketua RT, RW, dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia atau yang lebih tua dari anak kita. Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga selalu mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi kita.

Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya yang juga melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau bila ada anak-anak di RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang dibangun bersama para tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan terdeteksi dan dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik

7. Hubungan interpersonal yang baik

Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak kita, akan memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-anak kita. Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak merasa nyaman dan aman, menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka nanti.

Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara psikologis. Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai macam alasan yang dicarinya sendiri. Misalnya supaya diperhatikan, sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk mengatasi kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan yang timbul dari melihat orang tua mereka yang selalu bertengkar.

Ketujuh langkah itu sangat ampuh melindungi anak-anak kita dari godaan untuk mencoba zat-zat narkoba, asalkan ke tujuh langkah pertama itu dijalankan dengan penuh komitmen, sungguh-sungguh, dan dengan sebaik-baiknya.

Sabtu, 05 Juli 2014

TIPS DAN TRIK AGAR ANDA TERHINDAR DARI NARKOBA

0 komentar
Agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Berikut ini kami hadirkan tips dan trik agar kita semua bisa menghindari penyalahgunaan narkoba.
1. MENGENDALIKAN EMOSI
1.Biasakan memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan. Semakin kamu mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosimu. Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.
2.Perasaan-perasaan yang kamu alami umumnya bersumber dari pikiran. Ketika kamu berpikiran negatif, perasaanmu cenderung menjadi negatif. Sebaliknya ketika kamu berpikir positif, perasaanmu cenderung positif. Jadi mengendalikan pikiran adalah langkah pertama untuk mengendalikan perasaan.
3.Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam dirimu. Ketika suasana hatimu menjadi tidak nyaman, cobalah menenangkan dengan berdoa, menemui sahabat untuk berbagi perasaan, beristirahat, mendengarkan musik, atau apa saja yang kamu sukai.
4.Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang kamu rasakan. Misalnya, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga kamu ketakutan? Apakah masalahnya begitu gawat sehingga kamu harus marah besar?
5.Kendalikan reaksimu terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada yang menyalip mobil, kamu bisa memilih untuk marah atau memilih untuk tetap tenang. Yang pertama bisa membuat kamu jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajar kamu menguasai diri dengan baik.
6.Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinanmu yang salah. Misalnya, Siapa bilang kegagalan itu kebodohan? Siapa bilang masalah yang kamu hadapi itu tidak ada jalan keluarnya? Siapa bilang kamu tidak mampu memaafkan? Siapa bilang putus cinta itu kiamat?
7.Perasaan bukanlah masalah benar atau salah. Manusiawi sekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kamu tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil keputusan-keputusan penting dalam suasana hati yang kacau.
8.Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin, termasuk untuk hal-hal yang kamu inginkan terjadi. Misalnya perasaan gembira ketika kelak kamu diwisuda, ketika kelak kamu bertemu dengan kekasih hati, ketika kelak kamu mendapat pekerjaan / bisnis yang kamu impikan. Itu adalah salah satu cara emosi untuk membantu mewujudkan impianmu menjadi kenyataan.
9.Perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa juga disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak sehat. Kamu bisa saja merasa bete ketika influenza, ketika stres, ketika kurang tidur, dsb. Tidak perlu mencemaskan perasaan tidak nyamanmu yang bersifat sementara itu. Seringkali melakukan tindakan-tindakan sederhana bisa mengubah suasana hatimu.
10.Belajarlah mengucapkan syukur dalam segala keadaan. Hati yang penuh dengan mengucap syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat.
2. BERPIKIR SECARA KREATIF
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi akal dan pikiran. Akal adalah alat berpikir atau daya pikir untuk mengerti mengenai sesuatu termasuk pikiran, ingatan. Akal dapat pula dinyatakan sebagai upaya, ikhtiar atau jalan untuk melakukan sesuatu (kamus umum bahasa indonesia). Pikiran adalah proses akal untuk mengingat, berangan-angan seperti ahli falsafat. Namun pikiran juga dapat diartikan sebagai kecerdasan berargumentasi, berpikir, mengingat dan menguasai kesadaran untuk bertindak dan sebagainya. Tanpa akal manusia tidak bisa membuat / menciptakan suatu karya. Hanya akal dan pikiran yang dapat membuat manusia berkembang menuju kehidupan yang lebih baik melalui keberadaan budaya manusia. Salah satu budaya manusia adalah berpikir kreatif, yaitu memiliki daya cipta atau kemampuan menciptakan sesuatu yang berguna. Menurut Henry Ford, berpikir adalah suatu pekerjaan paling berat karena itu tidak banyak orang yang mau berpikir. Orang yang selalu berpikir dapat diartikan mampu berbicara dengan dirinya sendiri (batin), menganalisa, mempertimbangkan dan terdorong mencari hubungan sebab dan akibat pada sesuatu yang terjadi disekitarnya (kaum cendikiawan/intelektual)
Sebenarnya berlatih berpikir kreatif sama seperti melatih diri dalam melakukan tindakan atau perbuatan misalnya berlatih berbuat baik maka akan terbiasa semakin baik. Berlatih percaya diri maka terbiasa yakin dengan dirinya sendiri. Berpikir kreatif merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai kesuksesan namun pada zaman modern seperti sekarang ini “kita” berada dalam kebiasaan cara pikir / mental yang mempermudah mewujudkan kemauan dengan segera. Bayangkan bertahun-tahun lalu orang harus berkreatifitas agar dapat hidup misalnya dengan bercocok tanam untuk kebutuhan makan, mencari kayu bakar untuk memasak, membuat rumah untuk tempat berteduh dsb. Semestinya kalau kita kreatif maka bercocok tanam mendorong untuk membuat alat yang lebih sesuai sehingga tenaga manusia dapat dialihkan untuk yang lebih produktif. Sekarang ini “kita” cenderung menggunakan / menerima sesuatu secara pasif tanpa mau menggali potensi diri sebagai kreatifitas untuk menemukan dan mengembangkan hal-hal yang baru.
Perlu diperhatikan bahwa berpikir kreatif / imajinatif bukanlah bakat khusus yang hanya dimiliki beberapa orang saja karena sejak dilahirkan manusia sudah diberi kemampuan bakat berimajinasi tetapi tidak diolah menjadi kebiasaan sehari-hari. Untuk memulai kebiasaan kreatif harus dimiliki rasa antusias/bergairah, bersemangat, rasa ingin tahu, memberi perhatian / kepedulian pada diri sendiri.
3. MENGATASI GEJOLAK EMOSI
Gejolak emosi itu dapat saja terjadi bila keinginan seseorang terpenuhi keinginannya atau sebaliknya. Apabila seseorang terpenuhi keinginannya maka hal tersebut dapat saja menjadi pemicu gejolak emosi yang berlebihan, seperti seseorang yang selalu dapat memenuhi segala keinginannya, hal ini dapat juga menjadi pemicu gejolak emosi yang berlebihan. Seperti kurangnya perngertian dari orang tua dan tidak dapat memenuhi keinginan atau harapan orang tua.
Gejolak emosi itu dapat kita atasi dengan cara kita mengenal diri kita sendiri, sampai dimana batas kemampuan dan kekurangan yang kita miliki, jangan selalu mengikuti keinginan-keinginan yang tidak jelas tujuannya dan pada akhirnya dapat merugikan diri kita sendiri. Kita harus bisa membedakan hal-hal tsb diatas dengan selalu berfikir secara positif. Karena hal ini sangat membantu dalam cara berfikir kita dalam menahan gejolak emosi dan penemuan jati diri kita yang sebenarnya.
4. MENGATASI PERILAKU YANG MENYIMPANG
Perilaku yang menyimpang disebabkan oleh kurang kejujuran dan keterbukaan dari seseorang. Perilaku-perilaku itu antara lain seperti mengambil barang yang bukan miliknya, berbohong, menipu, memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan, melawan orang tua, mabuk-mabukan, dsb.
Seseorang bisa berlaku menyimbpang salah satunya dikarenakan takut untuk berbuat jujur karena apabila dia jujur maka akan terungkap semua kebohongannya dan orang akan kecewa. Hal lain yang membuat kita susah jujur karena dengan berbohong kita akan merasa aman dan semua kesalahan-kesalahan yang kita perbuat tidak akan pernah dipermasalahkan hingga kebohongan tersebut terungkap. Semakin sering kita berbohong maka akan semakin sulit untuk kita berkata jujur dan kita akan semakin menutup diri dikarenakan kebohongan-kebohongan yang terlalu banyak disimpan.
Begitu pula jika kita memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain maka kita merasakan bebas melakukan hal-hal yang kita ingin perbuat walaupun perbuatan itu salah.
Perilaku menyimpang tidak dapat didiamkan saja, cara mengatasinya adalah :
1.     Selalu berkata jujur dan terbuka walaupun akan mengecewakan orang lain. Karena dengan berkata jujur dan terbuka orang lain dapat membantu kita mencari solusi atas masalah-masalah yang kita hadapi.
2.     Menjaga sebaik mungkin kesempatan dan kepercayaan yang diberikan orang lain.
3.     Menerima diri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
4.     Lebih mendekati diri ke Tuhan
5.     Selalu memikirkan perbuatan-perbuatan yang akan kita lakukan, baik dari sisi positif maupun sisi negatif sehingga kita mampu menahan diri untuk berbuat hal-hal yang menyimpang.
5.  MENGATASI KEBOSANAN
Kebosanan merupakan suatu hal yang cukup menyebalkan. Biasanya ditimbulkan karena kejenuhan dalam menjalankan rutinitas sehari-hari yang monoton.
Lain hal jika kita sebagai mantan pengguna napza (ex junkies). Biasanya kita jadi cepat bosan karena euforia yang ditimbulkan oleh putauw belum ada tandingannya dan kita masih belum rela melepaskan kesenangan tsb.
Jika kita sudah rela melepaskan euforia putaw karena mengetahui dampak negatifnya lebih besar maka kita akan lebih mudah menerima diri kira dan pekerjaan sehari-hari kita apa adanya.
Seorang mantan pengguna sering cepat merasa bosan akan situasi atau keadaan disekitarnya disebabkan salah satunya adalah kegiatan yang monoton dan tidak berkembang dinamis. Pada waktu masih menggunakan putauw, otak kita dipaksa untuk selalu berfikir bagaimana cara untuk mendapatkan putauw dan cara berpikir ini belum tentu bisa digunakan untuk besok. Sperti bagaimana cara mendapatkan uang untuk membeli putauw.
Jalan berfikir seperti ini sebenarnya baik jika dikembangkan secara positif tetapi pada saat baru berhenti biasanya seorang mantan pecandu malas untuk berfikir masalah yang rumit. Hal ini akan berkembang sendirinya dengan jalannya waktu.
Memberi mereka (mantan pecandu) sesuatu hal yang baru, menantang dan mereka suka untuk melakukannya merupakan hal yang sangat positif mungkin mereka akan sangat tertarik mengerjakannya dan lupa dengan kebosanannya. Sehingga mereka akan merasa senang dan berpikir ternyata di dunia masih banyak hal-hal menyenangkan selain menggunakan putauw.
Jika hal-hal tersebut dilakukan maka diharapkan mereka dapat menghadapi realita kehidupan disamping masih diperlukannya seorang pembimbing agar mereka mengetahui bahwa tindakan yang mereka lakukan benar adanya.
Selain hal tersebut diatas seorang pengguna memerlukan hasrat sex dengan lawan jenis tetapi hal ini terlalu beresiko tinggi karena hasrat seks  dengan lawan jenis merupakan stressor masalah yang dapat membuat sorang mantan pengguna relaps.
Tapi dampak lainnya yang positif biasanya dia akan mendapatkan teman curhat atau ngobrol, karena ngobrol dengan lawan jenis lebih membuat senang dan tenang bagi mantan pengguna sehingga bisa cepat dan mengeluarkan seluruh unek-unek (beban pikiran) sehingga mengurangi dampak stress karena beban pikirannya dan merasa lebih lega.
Hal lain yang bisa mengurangi dampak bosan adalah spiritual, karena dengan mendekatkan diri kepada Tuhan kita merasa lebih tenang, nyaman, dan aman.
Hal-hal seperti tenang, nyaman, dan aman merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang mantan pecandu. Dan bagaimana kita (ex junkies) bisa selalu mendapatkannya ? sehingga tidak mudah merasa bosan, dan tidak cepat stress.Kiat-Kiat Untuk Orang Tua
6. KIAT-KIAT UNTUK ORANG TUA
- Pendengar yang baik
- Penuh perhatian
- Bijaksana membuat keputusan dan meminta pendapat
- Tegar berdiskusi meskipun menyangkut perihal sensitif
- Beri respons yang konstruktif
- Beri pesan dengan jelas
- Teladan dalam perilaku

(Berbagai Sumber)

Kamis, 03 Juli 2014

ROKOK ADALAH NARKOBA

0 komentar
Rokok mengandung zat psikoaktif yang bernama nikotin. Karena itulah rokok dapat mendatangkan perasaan nikmat, rasa nyaman, fit, dan meningkatkan produktivitas.
Sayangnya, perokok menjadi ketagihan. Tanpa rokok, ia menjadi loyo, tidak produktif, tidak berdaya, tidak enak. Hal ini terjadi karena nikotin bersifat adiktif.
Selain nikotin, rokok juga mengandung 4000 macam zat kimia dan 20 macam racun maut yang terdapat di dalam TAR. Rokok merusak kesehatan, mematikan, dan merusak keharmonisan keluarga.

Bila kebiasaan merokok dihentikan maka untuk beberapa hari perokok akan mengalami sakaw, sebab rokok memang termasuk narkoba.
Jadi, perokok sesungguhnya adalah pemakai narkoba. Bangsa Indonesia tergolong penggemar rokok. Negara dengan jumlah pabrik rokok terbanyak di dunia adalah Indonesia. Jumlah perokok muda terbanyak di dunia juga adalah Indonesia. Kebiasaan merokok adalah kebiasaan buruk nenek moyang kita yang tetap kita lestarikan sampai hari ini.

Nikmat dan murah
Rokok adalah “jajan” yang paling “nikmat” dan “murah”. Dikatakan nikmat karena orang yang biasa merokok sulit menghentikan kebiasaannya. Kalau rokok itu tidak nikmat, ia pasti tidak menyukainya dan dengan mudah menghentikannya. Dikatakan nikmat karena bagi pecandunya, rokok memang mendatangkan perasaan nikmat, segar, tenang, fit, hilang rasa malas, pikiran terasa “jernih”.

Disebut murah karena hanya dengan uang lima ratus rupiah, seseorang sudah dapat memperoleh sebatang rokok yang berisi 4 ribu macam zat kimia. Hanya melalui rokok lah anda dapat membeli 4 ribu macam zat kimia dengan harga Rp. 500.
Perokok sulit meninggalkan rokok karena kenikmatan yang disebabkan oleh nikotin memiliki daya adiktif. Artinya, rokok itu memaksa perokok untuk ketagihan. Bila konsumsi rokok dihentikan, perokok bukannya merasa sehat, melainkan justru akan timbul rasa sakit dan tidak enak yang disebut withdrawal effect atau sakaw.

Perokok sebenarnya ingin terus merokok bukan hanya karena enak, melainkan untuk mencegah atau menghilangkan perasaan tidak enak (sakaw) yang timbul kalau ia berhenti merokok. Para perokok biasanya tidak mau disebut pecandu, ketagihan atau ketergantungan. Ia mengungkapkan, “saya merokok hanya iseng, kok. Tidak merokok pun tidak apa-apa. Saya bisa.” Namun, nyatanya ia tetap merokok walaupun tahu resiko dan bahayanya. Padahal kondisi kesehatan fisiknya pun biasanya tidak terlalu sehat. Itu berarti ia sudah terkena dampak negatif rokok.
Pecandu rokok merasakan kenikmatan rokok karena adanya nikotin. Nikotin adalah psikotropika stimulant yang mendatangkan perasaan tenang, segar dan fit. Perokok jadi berpikir jernih, hilang rasa lapar, hilang rasa kantuk, dan menjadi bersemangat untuk bekerja. Rokok memiliki ketiga sifat jahat, yaitu habitual, adiktif, dan toleran. Karenanya, perokok berpotensi mengalami seeking, craving, sakaw, dan overdosis. Jadi rokok adalah narkoba.
Bagi pecandu rokok, nikotin dalam rokok itulah yang dapat membuat hidup menjadi lebih hidup. Hidup menjadi nikmat. Sayangnya, nikotin menyebabkan ketagihan dan kecanduan. Nikotin adalah psikotropika. Jadi, rokok tergolong narkoba golongan kedua (psikotropika) atau golongan ketiga (bahan adiktif lainnya). Dengan demikian, merokok sama dengan mengkonsumsi narkoba.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), narkoba itu haram. Jadi, rokok seharusnya juga dianggap haram. Merokok dapat digolongkan kepada pekerjaan yang “bila dilakukan sangat berbahaya, bila ditinggalkan tidak apa-apa”, bukan “bila dilakukan tidak apa-apa, bila ditinggalkan akan mendapat pahala”.
Dua puluh racun maut dalam 4000 macam zat kimia
Masuknya nikotin rokok ke dalam tubuh manusia tidak pernah sendiri. Nikotin selalu mengajak “sahabatnya”, yaitu 4 ribu macam zat kimia yang larut di dalam asap dan kemudian mengendap sebagai tar.

Dari 4 ribu zat kimia itu, 20 di antaranya adalah racun mematikan. Dari 20 racun maut itu, 8 di antaranya adalah zat karsinogenik atau penyebab kanker ganas dan sisanya adalah :
1. Racun tikus hidrogen sianida yang biasa digunakan untuk mengeksekusi narapidana yang dihukum mati
2. Bahan bakar roket (methanol)
3. Bahan bakar korek api (butan)
4. Racun serangga (arsen)
5. Racun knalpot (karbon monoksida)
6. Penyamak kulit (thylamin)
7. Pembersih lantai (ammonia)
8. Racun hama (DDT) dan lainnya
Itulah sebabnya perokok rata-rata berumur pendek. Banyak yang meninggal dunia karena penyakit-penyakit berbahaya. Walaupun perokok banyak yang berumur lebih dari 70 tahun, tetapi jauh lebih banyak yang meninggal dunia sebelum berumur 50 tahun.

Lebih Jahat Daripada Narkoba
Narkoba secara langsung merusak fisik, mental, dan moral, serta membunuh pemakai nya sendiri. Sedangkan rokok, selain merusak diri pemakainya, juga merusak istri dan anak-anaknya. Selain itu, penderitaan yang diakibatkan oleh rokok lebih luas dan berjangka panjang. Kerugiannya pun lebih banyak.

Untuk skala nasional, biaya penanggulangan dampak negative rokok lebih besar daripada pemasukan yang diperoleh dari produksi rokok. Untuk pemakaian yang meluas di masyarakat seperti Indonesia, dampak negative dari konsumsi rokok adalah tingkat kesehatan yang rendah, angka kematian yang tinggi, tingkat kecerdasan yang rendah, tingkat cacat tubuh bawaan yang tinggi, dan kemiskinan yang merata. Pemasukan yang didapat oelh Negara dari cukai rokok tidak akan cukup untuk memperbaiki dampak negative tadi.
Tolak ajakan merokok
Pada umumnya, orang tidak akan berhenti merokok hanya karena takut akan penyakit berbahaya yang ditimbulkannya, kecuali pernah mengalaminya sendiri. Biasanya orang tergerak untuk berhenti merokok kalau mengetahui bahwa rokok akan merenggut nyawa istrinya dan membuat bodoh anak-anaknya.

Tolak ajakan merokok dengan simpatik, tanpa menyakiti hati orang yang mengajak. Bila harus berdiskusi tentnag rokok, kemukakan pendapat dan fakta dengan jelas, sopan, tanpa menyakiti hati. Bila mampu, balas dengan sopan dan simpatik ajakan orang untuk merokok dengan mengajak orang tersebut berhenti merokok.
Sumber : Subagyo Partodiharjo (Kenali Narkoba dan musuhi penyalahgunaannya)
Selalu Update di manapun anda berada ! klik http://lomba-bnn.blogspot.com/?m=1 dari HP kamu ✮ ⒸⓇⒺⒶⓣⓞⓇ ∰ BĻąŽę BŁũĕ ∰ "JeJe" ✮